harbayu.id | Building Information Modelling – ISO 19650 | Consultant + Implementation

Implementasi BIM menggunakan alurkerja openBIM

,

Implementasi BIM menggunakan alukerja openBIM

BIM Braders and Sisters, pada kesempatan kali ini, kita akan membahas topik yang sangat penting dalam dunia Building Information Modeling (BIM), yaitu Implementasi BIM menggunakan alur kerja OpenBIM. Seiring berkembangnya teknologi dan semakin kompleksnya proyek konstruksi, penerapan OpenBIM menjadi sangat relevan. Mari kita lihat bagaimana OpenBIM dapat mengubah cara kita berkolaborasi, mendesain, dan mengelola proyek konstruksi.

Apa itu OpenBIM?

OpenBIM merujuk pada pendekatan berbasis standar terbuka dalam penggunaan Building Information Modeling (BIM). Ini memungkinkan berbagai aplikasi perangkat lunak yang digunakan dalam BIM untuk saling berinteroperasi dengan lancar, meskipun aplikasi-aplikasi tersebut berasal dari berbagai vendor. OpenBIM menekankan pada penggunaan format data terbuka seperti IFC (Industry Foundation Classes) dan BIM Collaboration Format (BCF), yang mendukung komunikasi tanpa batasan antar perangkat lunak yang berbeda.

Mengapa OpenBIM Penting?

  1. Interoperabilitas: Dalam dunia konstruksi, proyek sering melibatkan banyak pihak, mulai dari arsitek, insinyur, kontraktor, hingga subkontraktor. OpenBIM memastikan bahwa semua pihak ini dapat berbagi data dan informasi proyek secara efisien meskipun menggunakan perangkat lunak yang berbeda. Hal ini mengurangi masalah kompatibilitas dan mempermudah pertukaran data.
  2. Kolaborasi yang Lebih Baik: Dengan OpenBIM, semua tim yang terlibat dalam proyek dapat bekerja secara kolaboratif dalam lingkungan yang terbuka. Ini mendukung pengambilan keputusan yang lebih cepat, berbasis data yang akurat dan terkini. Penyelarasan antara berbagai disiplin ilmu menjadi lebih mudah, mengurangi potensi kesalahan akibat informasi yang tidak konsisten.
  3. Efisiensi dan Penghematan Biaya: Penggunaan standar terbuka memungkinkan pengurangan biaya lisensi perangkat lunak yang mahal dan meminimalkan kebutuhan untuk melakukan konversi data manual. Selain itu, implementasi OpenBIM dapat mempercepat proses desain, konstruksi, dan pengelolaan fasilitas.
  4. Sustainabilitas Proyek: OpenBIM mendukung integrasi teknologi yang ramah lingkungan, memungkinkan perencanaan dan pengelolaan energi yang lebih efisien dalam proyek konstruksi. Misalnya, model BIM yang dibangun dengan standar terbuka memungkinkan evaluasi yang lebih baik terhadap konsumsi energi dan potensi dampak lingkungan dari bangunan yang sedang dibangun.

Langkah-Langkah Implementasi OpenBIM dalam Alur Kerja Proyek Konstruksi

1. Pemilihan Standar dan Format Terbuka

Langkah pertama adalah memilih standar terbuka yang akan digunakan dalam proyek. Salah satu standar paling umum adalah IFC (Industry Foundation Classes), yang memungkinkan pertukaran data antara berbagai aplikasi BIM yang berbeda. Pemilihan standar ini harus dilakukan di tahap awal perencanaan proyek untuk memastikan semua tim yang terlibat akan menggunakan format yang kompatibel.

2. Pemilihan Software yang Mendukung OpenBIM

Berbagai perangkat lunak BIM populer seperti Revit, ArchiCAD, Tekla, dan CYPE sudah mendukung standar OpenBIM. Masing-masing perangkat lunak ini memiliki kemampuan untuk mengekspor dan mengimpor file dengan format IFC dan BCF yang memungkinkan interoperabilitas. Tim BIM perlu memilih perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka dan memastikan bahwa semua aplikasi dapat berfungsi bersama dengan baik.

3. Kolaborasi Multidisiplin dengan BIM Collaboration Format (BCF)

BIM Collaboration Format (BCF) adalah format file yang memungkinkan pertukaran informasi dan masalah antar tim dalam proyek BIM. Format ini memungkinkan kolaborasi langsung antara disiplin seperti arsitektur, struktur, dan MEP (Mechanical, Electrical, and Plumbing). Setiap perubahan, masalah, atau pertanyaan dapat didokumentasikan dalam BCF dan dibagikan dengan mudah ke seluruh tim. Ini meningkatkan komunikasi dan memastikan bahwa setiap masalah ditangani dengan cepat.

4. Pengelolaan Model BIM Secara Terpusat

Salah satu prinsip utama OpenBIM adalah pengelolaan model secara terpusat. Semua tim dapat bekerja pada model yang sama dalam waktu yang bersamaan, tanpa harus menunggu perubahan dari pihak lain. Ini membutuhkan penggunaan platform manajemen BIM yang kuat dan aman, seperti Catenda atau Autodesk Construction Cloud, yang memungkinkan semua file dan data BIM terintegrasi dalam satu sistem.

5. Evaluasi Kualitas dan Validasi Data

Pada tahap ini, data yang telah dihasilkan oleh berbagai disiplin ilmu perlu dievaluasi untuk memastikan kualitas dan kesesuaian. OpenBIM memungkinkan penggunaan alat validasi untuk mengecek konsistensi data dalam model BIM dan memastikan bahwa standar dan persyaratan proyek dipenuhi. Pemeriksaan kualitas ini dapat mengurangi risiko kesalahan atau kegagalan selama fase konstruksi.

6. Integrasi dengan Sistem Manajemen Fasilitas (FM)

Setelah konstruksi selesai, data BIM yang dibuat selama proyek dapat digunakan untuk manajemen fasilitas. Menggunakan standar terbuka memungkinkan integrasi mudah antara model BIM dan sistem manajemen fasilitas (FM). Ini membantu pemilik bangunan dalam pemeliharaan dan pengelolaan bangunan setelah konstruksi selesai, memastikan penggunaan yang lebih efisien dan pengelolaan sumber daya yang optimal.

Tantangan dalam Implementasi OpenBIM

Meski OpenBIM menawarkan banyak keuntungan, implementasinya tidaklah tanpa tantangan:

  1. Kurangnya Pemahaman tentang Standar Terbuka: Banyak profesional dalam industri konstruksi masih belum sepenuhnya memahami atau menerima standar terbuka. Kurangnya pelatihan dan pemahaman dapat menghambat adopsi OpenBIM.
  2. Perbedaan dalam Kualitas Data: Setiap disiplin ilmu dapat menghasilkan data dengan tingkat detail yang berbeda-beda, yang dapat menyebabkan ketidaksesuaian dalam model BIM yang digunakan bersama.
  3. Investasi Awal yang Besar: Meski OpenBIM mengurangi biaya lisensi perangkat lunak dalam jangka panjang, pengadopsian teknologi baru dan pelatihan tim membutuhkan investasi waktu dan biaya yang cukup besar.
  4. Keterbatasan Software dalam Mendukung Standar Terbuka: Meskipun sebagian besar perangkat lunak BIM besar mendukung OpenBIM, tidak semua perangkat lunak memiliki kompatibilitas penuh dengan standar terbuka, yang bisa menyebabkan masalah dalam interoperabilitas.

Kesimpulan

Implementasi BIM dengan alur kerja OpenBIM dapat mengubah cara proyek konstruksi dikelola dan dilaksanakan. Dengan memastikan interoperabilitas antara berbagai software dan tim yang terlibat, OpenBIM meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan memfasilitasi kolaborasi yang lebih baik. Meskipun ada tantangan dalam penerapannya, keuntungan jangka panjang dari penggunaan standar terbuka jelas dapat mempercepat transisi industri konstruksi menuju digitalisasi yang lebih besar.

BIM Braders and Sisters, OpenBIM bukan hanya sekedar teknologi; itu adalah cara baru untuk berkolaborasi, berinovasi, dan menciptakan masa depan yang lebih efisien dan ramah lingkungan dalam industri konstruksi. Teruslah mengadopsi teknologi ini, dan mari kita bawa industri konstruksi ke tingkat yang lebih tinggi!


Referensi:

  • International Alliance for Open BIM
  • Eastman, C., Teicholz, P., Sacks, R., & Liston, K. (2011). BIM Handbook: A Guide to Building Information Modeling for Owners, Managers, Designers, Engineers and Contractors. Wiley.
  • IFC (Industry Foundation Classes) Standards by buildingSMART